Kamis, 28 Mei 2009

Bagaimana Memanfaatkan Program Schoolnet?

Oleh : Misdalena

Pendahuluan Jaringan pendidikan nasional (Jardiknas) terdiri dari empat zone, yakni zona kantor, zona perguruan tinggi, zona sekolah, dan zona perorangan. Zona sekolah disebut schoolnet. Schoolnet merupakan suatu sistem interkoneksi yang menghubungkan sekolah dalam satu jaringan. Dalam sistem ini satu sekolah dapat saling berhbungan dengan sekolah lainnya bertukar menukar informasi, saling memanfaatkan sumber belajar, berbagi keahlian (expertise share) dan mengembangkan pembelajaran non konvensional. Sistem jaringan schoolnet terdiri dari jaringan virtual privat network (VPN) dan internet. Dengan jaringan VPN sekolah dapat memiliki akses yang lebar (bradband) untuk saling berhubungan dengan sekolah lainnya ataupun dengan instansi kantor dinas secara lokal. Sedangkan dengan akses internet, sekolah dapat akses dan saling berhubungan dengan sumber-sumber informasi di mancanegara. Dalam Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2008 antara lain disebutkan bahwa Departemen Pendidikan Nasional harus menghubungkan sebanyak 24.000 dalam satu jaringan pendidikan nasional. Dari jumlah tersebut 15.000 titik adalah sekolah, yakni terdiri dari SMA/MA, SMK, SMP/MTs, dan SD/MI. Apabila interkoneksi ini terwujud, maka sekolah akan mendapatkan manfaat yang sangat besar. Namun manfaat ini tidak datang begitu saja kecuali bagi sekolah yang siap. Dana yang dikucurkan pemerintah untuk akses ini akan berarti bagi sekolah yang siap, namun akan mubazir bagi sekolah yang tidak siap mamanfaatkannya. Apa dan bagaimanakah kesiapan sekolah memanfaatkan jaringan schoolnet? Sekurang-kurangnya ada enam aspek yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan program schoolnet, yakni infrstruktur, SDM, kebijakan, pengembangan instruksional, pengembangan konten, serta kesediaan berbagi (share) informasi dan telekolaborasi. Infrastruktur Dari sisi infrastruktur, yang diperlukan oleh sekolah untuk mendapatkan akses schoolnet antara lain sambungan listrik, perangkat komputer, dan sambungan telepon. Ketersediaan liistrik atau power merupakan kebutuhan dasar TIK. Tanpa adanya power, sampai saat ini, TK tidak dapat berfungsi. Sekolah diharapkan memiliki satu lab komputer. Idealnya lab ini merupakan lab multimedia atau pusat sumber belajar (PSB) yang terpisah dengan lab komputer yang khusus untuk pembelajaran TIK. Fungsi PSB atau lab multimedia ini antara lain tempat para siswa ataupun guru dapat mengakses sumber belajar melalui jaringan. Namun demikian, apabila tidak tersedia satu lab, sekolah cukup menyediakan beberapa komputer khusus untuk keperluan schoolnet. Sedangkan sambungan telepon perlukan sebagai pendukung komunikasi pengelolaan schoolnet. Kesiapan SDM Sumber daya manusia (SDM) merupakan komponen yang sangat penting dalam pemanfaatan schoolnet. Tanpa kesiapan SDM maka schoolnet tidak bermanfaat. SDM setidak tidaknya terdiri dari guru sebagai user schoolnet dan teknisi sebagai unsur penunjang. Sekolah yang baik, memiliki 70% atau lebih guru yang menguasai TIK. Namun bagi sekolah pemula dalam hal TIK, ada satu atau dua orang guru yang menguasai TIK cukuplah sebagai penggerak. Dukungan Kebijakan Kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan pada satuan sekolah berpengaruh sangat besar dalam hal pengembangan TIK di sekolah. Dukungan kebijakan pendayagunaan TIK secara nasional sesungguhnya sudah kuat, antara lain dengan adanya Keputusan Presiden nomor 20 tahun 2006 tentang Dewan TIK Nasional, Inpres no 5 tahun 2008 tentang jaringan pendidikan nasional, Permendiknas no 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan TIK Depdiknas, Block Grant TIK sekoah, dll. Namun demikian, implementasi kebijakan ini di sekolah perlu lebih kongkret lagi. Dukungan juga diperlukan dari orang tua murid melalui musyawarah gurudanorang tua murid (MGMP). Pada level sekolah, Kepala Sekolah perlu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendorong terjadinya percepatan pendayagunaan TIK di sekolahnya, baik peningkiatan kualitas SDM, penyediaan ruangan, infrastruktur, inovasi dalam pembelajaran, dll. Pengembangan Sistem Instruksional Pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajar menandai terjadinya perubahan paradigma dalam pembelajaran. Perubahan ini antara lain dapat dilihat dari peran guru, pemanfaatan sumber belajar, persepsi tentang ruang kelas. Apabila pada masa masa lalu guru dianggap satu satunya sumber belajar sehingga seluruh aktivitas pembelajaran di sekolah terpusat pada guru, maka dengan adanya TIK, guru tidak lagi merupakan satu satunya sumber belajar. Banyak sumber belajar lain yang dapat diperoleh dari jaringan schoolnet. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, namun terdistribusi kepada setiap individu siswa. Dengan TIK setiap siswa dapat menyesuaikan kecepatan belajarnya sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam hal ini, peran utama guru adalah memberikan arahan atau guideline tentang kompetensi apa yang harus dikuasai oleh siswa, selanjutnya siswa dengan bimbingan guru dapat mencapai kompetensi tersebut sesuai kecepatan individu siswa masing-masing. Apakah TIK akan menggantikan peran guru? TIK sesungguhnya tidak akan menggantikan peran guru, namun membantu mempermudah dan meningkatkan kualitas proses belajar yang difasilitasi oleh guru. Dengan TIK, ruang kelas tidak lagi menjadi pembatas aktivitas belajar siswa. Siswa bisa belajar dengan menembus batas batas ruang. Melalui internet siswa dapat mengambail bahan belajar dari mana saja dan berdiskusi dengan siapa saja di seluruh pelosok dunia. Pembelajaran pun tidak harus di ruang kelas yang dibatasi empat dinding. Kemudahan kemudahan yang ditawarkan oleh program schoolnet, perlu disikapi dengan pengembangan inovasi kreatif dalam pengembangan instruksional. Pola-pola pembelajaran konvensional perlu direview kembali. Dengan TIK pembelajaran dapat lebih kaya, lebih bervariasi, dan lebih memotivasi. Fasilitas utama yang ditawarkan schoolnet adalah akses broadband LAN yang menghubungkan jaringan sekolah pada satu daerah kabupaten/kota. Ketersediaan akses ini dapat dimanfaatkan oleh sekolah atau tenaga kependidikan daerah kabupaten/kota untuk meempatkan konten pada server lokal, baik konten yang dikembangkan sendiri oleh daerah maupun konten yang telah tersedia. Pemanfaatan Konten Sejumlah konten yang telah disediakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, antara lain portal pembelajaran e-dukasi.net yang dapat diakses pada alamat www.e-dukasi.net, siaran TV Edukasi, buku sekolah elektronik pada situs http://bse.depdiknas.go.id. Di samping itu terdapat juga konten berbasis video seperti video on demand (VOD) yang dapat di download melalui e-dukasi.net. Melalui akses Jardiknas, siswa juga dapat mengikuti bimbingan belajar on line pada situs www.bimbelonline.net. Pada situs ini siswa dapat mengikuti try out ujian nasional, tutorial, dan remedial yang diasuh oleh guru-guru yang kompeten. Dengan konten yang tersedia di atas diharapkan dapat membantu para guru dan siswa untuk memanfaatkan schoolnet dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran. Lebih jauh, dharapkan pula para guru ataupun komunitas schoolnet dapat mengembangkan konten-konten lokal guna memperkaya sumber belajar. Share informasi dan telekolaborasi Dengan menjadi bagian dari jaringan schoolnet para guru, juga siswa, dapat saling bertukar informasi, bertukar sumber daya, serta saling bekerjasama secara secara jarak jauh atau bertelekolaborasi. Sejumlah model pemanfaatan jaringan ini telah dikembangkan pada portal e-dukasi.net, yakni antara lain forum diskusi, telekolaborasi, dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) on line. Telekolaborasi merupakan model kerjasama jarak jauh antar komunitas pendidikan yang telah diikuti oleh ribuan user. Dengan telekolaborasi para guru dari berbagai daerah yang berbeda dapat saling berkerjasama mengembangan suatu bahan belajar yang hasilnya dapat digunakan secara bersama-sama. Berbagai topik telah didiskusikan pada telekolaborasi. Selengkapnya silakan lihat e-dukasi.net. MGMP on line merupakan satu kebutuhan bagi para guru untuk saling berbagi informasi berkaitan dengan sejawatnya dalam mata pelajaran tertentu. MGMP yang selama ini telah berlangsung dengan baik di setiap daerah, akan lebih semarak dengan bantuan teknologi, sehingga diskusi MGMP tidak lagi terbatas oleh wilayah semata. Penutup Di samping untuk keperluan lalu lintas data administrasi, program schoolnet ditujukan untuk menunjang peningktan kualitas proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan kesiapan sekolah dalam rangka pemanfaatan program ini. Sejumlah aspek yang perlu disiapkan oleh sekolah yang sudah dibicarakan di atas, yaitu mencakup kesiapan infrastruktur, SDM, kebijakan sekolah, pengembangan instruksional, pengembangan konten, serta share informasi dan telekolaborasi. Untuk implementasi ini semua masih diperlukan kerja keras dan langkah-langkah kongkret pada level sekolah, khususnya para guru. Semoga sukses.
















0 komentar:

Posting Komentar

...Terima Kasih...







jumlah pengunjung